Statistik

Entri Populer

PERANAN STAKEHOLDERS DALAM MENANGANI MASALAH KESEHATAN

Diposting oleh Ervin Oktaviana Minggu, 14 November 2010 1 komentar

1. Malaria
a. Dinas Kesehatan
1) P2P (Program Pemberantasan Penyakit ) : orang-orang didalam lingkup P2P mereka akan bertindak memberantas penyakit malaria dilihat dari vektor nyamuknya.
2) Sanitasi Lingkungan : orang-orang didalam lingkup sanitasi lingkungan akan membenahi sistem sanitasi di daerah yang bermasalah, contohnya daerah yang memiliki genangan air limbah domestik yang tidak tepat maka sanitarian berhak memikirkan masalah ini.
3) Promosi Kesehatan : berperan mempromosikan hidup sehat agar terhindar dari penyakit malaria. Contohnya mempromosikan bersih-bersih selokan atau parit, membabat tanaman-tanaman yang terlalau lebat (yang berpotensi sebagai habitat nyamuk Anopheles).
4) Surveilans Epidemiologi: kegiatan surveilans untuk penyakit malaria dilakukan secara terpadu, sehingga jika terjadi KLB di daerah-daerah endemis dapat segera dilacak dan dilakukan tindak lanjut dengan cepat.
b. Kantor kesehatan pelabuhan
Peranan Kantor kesehatan pelabuhan dalam penanganan malaria ini sangat dibutuhkan untuk mencegah penularan malaria antar daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan jika terdapat penumpang yang berasal dari daerah yang endemis malaria.
c. Dinas Pendidikan
Peranan yang dapat diberikan oleh Dinas Pendidikan dalam penanganan malaria ini adalah memberikan pendidikan kepada para pelajar tentang pencegahan penyakit menular seperti malaria. Hal ini karena pencegahan malaria dari setiap individu sangat dibutuhkan dalam pencegahan malaria.Misalnya: tidak membuang sampah sembarangan, tidak begadang di malam hari, tidak melakukan kebiasaan menggantung pakaian, dan menjaga kebersihan rumah.

d. Dinas Pekerjaan Umum
Peran DPU khususnya Seksi Perumahan dan Penyehatan Lingkungan untuk turut menanggulangi malaria melalui kegiatan pengeringan genangan air dengan pembuatan saluran permanen maupun darurat sesuai tugas rutinnya.
e. Dinas Pertanian dan Kelautan
Penyuluhan-penyuluhan kepada petani diarahkan pada pengendalian lingkungan untuk mencegah bersarangnya vektor anopheles.
f. Dinas Perikanan
Nyamuk vektor malaria banyak terdapat di tambak ikan yang tidak digunakan atau terabaikan. Dinas Perikanan dapat berperan dalam melakukan kegiatan promosi mengenai habitat nyamuk vektor malaria atau dengan kata lain mengkomunikasikan dengan para pemilik tambak untuk membersihkan atau mengurus tambak ikan yang mereka punya atau memelihara ikan pemakan jentik.
g. Dinas kehutanan dan Dinas Kesehatan bagian Promosi Kesehatan
Habitat nyamuk Anopheles juga terdapat di hutan-hutan tropis. Oleh karena itu, Dinas kehutanan dapat memberikan proteksi terhadap pekerja yang masuk hutan atau masyarakat yang berada di sekitar wilayah hutan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan kerja sama dengan Dinas Kesehatan bidang Promosi Kesehatan untuk memberi penyuluhan tentang apa yang harus dilakukan oleh masyarakat saat masuk hutan, seperti memakai lotion anti nyamuk, baju panjang, dan juga memberi kelambu pada masyarakat di sekitar hutan untuk memberi proteksi dari vektor malaria saat tidur. Pemberian penyuluhan bagi masyarakat dirasa perlu karena dengan adanya penyuluhan tersebut maka pengetahuan masyarakat akan bertambah mengenai penyakit malaria sehingga dapat merubah perilaku masyarakat.
h. Pemerintahan
1) Bupati : memberikan surat keputusan atau kebijakan kepada setiap kecamatan agar berperan aktif dalam pemberantasan penyakit malaria.
2) Kecamatan : memberikan surat keputusan atau kebijakan dari bupati kepada desa/ kelurahan.
3) Kelurahan : melaksanakan surat keptusan atau kebijakan mengenai pemberantasan malaria dengan cara memberitahukan kepada perangkat desa, dan organisasi sosial yang ada, seperti posyandu, PKK, dan perkumpulan-perkumpulan yang lain.
4) RT/RW: membantu melaksanakan pemberantasan malaria secara bersama-sama dengan masyarakat, hal ini dikarenakan RT/RW berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga lebih memudahkan untuk mengajak masyarakat. Misalnya melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk.
i. Dokter Umum
Dokter dapat melakukan pengobatan bagi penderita malaria, selain itu dokter juga berperan untuk memberikan saran kepada masyarakat yang terkena malaria untuk tidak melakukan kebiasaan buruk seperti tidak melakukan 3M, memiliki kebiasaan BAB di kebun dan juga begadang di luar rumah pada malam hari. Sehingga diharapkan masyarakat berubah dan membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat.
j. Bidan Desa
Bidan di desa, dapat mendekatkan pelayanan secara terintegrasi dalam pemeriksaan kehamilan, skrining terhadap malaria dan pengobatan di daerah terpencil dan endemis malaria. Karena itu bidan mempunyai peran sangat besar dalam pengendalian malaria terutama yang dialami ibu hamil.
k. Masyarakat
Masyarakat ikut berperan aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk, sehingga tempat perkembangbiakan nyamuk dapat berkurang. Melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat dan menjaga kebersihan rumah.

2. PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
a. Dinas Kesehatan
Meningkatkan cakupan LIL ( Lima Imunisasi Lengkap), yaitu polio, hepatitis, BCG, DPT, campak di tingkat kabupaten kota dan merata di setiap puskesmas dan rumah sakit.
b. Dinas Pendidikan
Membuat kebijakan kepada sekolah-sekolah untuk mengadakan imunisasi di tingkat sekolah sesuai dengan periode imunisasi yang telah ditentukan.
c. Dinas Sosial
Dinas Sosial berfungsi sebagai penyandang dan pengumpul dana kegiatan atau program imunisasi.
d. Pemerintah Daerah
Memberikan tempat dan alokasi dana untuk pelaksanaan imunisasi dan menyebarluaskan informasi di tingkat daerah masing-masing melalui media massa kepada publik.
e. Perusahaan Farmasi
Memproduksi dan mendistribusikan vaksin serta perlengkapan imunisasi melalui kerjasama dengan pemerintah, sehingga cakupan logistiknya terjangkau dan merata di setiap pelayanan kesehatan yang ada.
f. Kader kesehatan
Kader kesehatan sebagai stakeholder nonformal melakukan upaya penyuluhan, pengenalan dan promosi kegiatan imunisasi, sehingga diharapkan masyarakat mengetahui tentang pentingnya kegiatan imunisasi tersebut.
g. Puskesmas
Sebagai penyedia fasilitas pelaksanaan imunisasi dan pelaksana (tenaga kesehatan puskesmas). Puskesmas melakukan penyuluhan mengenai PD3I kepada masyarakat. Puskesmas memberikan pendidikan dan pelatihan kepada kader kesehatan mengenai PD3I dan pelaksanaan posyandu
h. Keluarga
Melalui orang tua,peran keluarga sangat penting yaitu dalam pengambilan keputusan kesehatan bagi anak-anaknya. Khususnya pengambilan keputusan untuk mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan imunisasi.
i. Perangkat desa
Perangkat desa membentuk kader kesehatan sebagai penggerak posyandu dan pelaksana imunisasi di tingkat desa. Menyediakan fasilitas (tempat pelaksana posyandu, polides).
j. Kader Desa (Pengurus PKK, Petugas Posyandu)
Kader desa memiliki peranan penting dalam masalah PD3I, karena mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat khususnya para ibu. Mereka diharapkan memberikan informasi kepada ibu-ibu tentang pentingnya imunisasi untuk anak-anak mereka.
Sasaran imunisasi mayoritas merupakan bayi dan anak usia sekolah dimana ibu memiliki peranan penting dalam menyukseskan imunisasi tersebut, pengetahuan ibu tentang imunisasi dapat empengaruhi kesediaan ibu untuk mengimunisasikan anaknya. Peran ibu-ibu PKK adalah untuk memberikan pemahaman kepada warganya (ibu-ibu) tentang imunisasi. Namun sebelumnya inbu- ibu PKK terlebih dahulu diberi pengetahuan mengenai imunisasi dari puskesmas atau petugas kesehatan.
Posyandu sebagai pelaksana program kesehatan Ibu dan anak di masyarakat. Setiap desa memiliki kader posyandu yang berfungsi mensosialisasikan dan melaksanakan program KIA(imunisasi) di desa tersebut. masyarakat lebih mudah didekati oleh para kader dari desa mereka sendiri dari pada petugas kesehatan.

Read More..
| edit post

JENIS-JENIS PENELITIAN

Diposting oleh Ervin Oktaviana Selasa, 02 November 2010 0 komentar

1. KOHORT
Penelitian kohort sering juga disebut penelitian follow up atau penelitian insidensi, yang dimuali dengan sekelompok orang (kohor) yang bebas dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam sub kelompok tertentu sesuai dengan paparan terhadap sebuah penyebab potensial terjadinya penyakit atau outcome.
Penelitian kohort memberikan informasi terbaik tentang penyebab penyakit dan pengukurannya yang paling langsung tentang resiko timbulnya penyakit. Jadi ciri umum penelitian kohor adalah: dimulai dari pemilihan subyek berdasarkan status paparan, melakukan pencatatan terhadap perkembangan subyek dalam kelompok studi amatan, dimungkinkan penghitungan laju insidensi (ID) dan masing-masing kelompok studi, peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit dan tidak dengan sengaja mengalokasikanpaparan.
Terdapat beberapa jenis desain penelitian kohort:
a. Studi kohort prospektif dengan kelompokpembanding internal
b. Studi kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal (studi kohort ganda)
c. Studi kohort retrospektif
d. Nested case control study
Pada studi kohort prospektif dengan pembanding internal, kohort yang dipilih sama sekali belum terpajan factor resiko serta belum mengalami efek. Subyek tersebut diikuti, secara alamiah sebagian dari mereka akan terpajan factor resiko, sebagian lainnya tidak. Dilakukan folloe up untuk mendeteksi terjadinya efek pada kedua kelompok. Bila subyek yang dipilih sudah terkena factor resiko tetapi belum mengalami efek, dan kelompok pembandingnya dapat dipilih dari subyek lain yang tanpa pajanan factor resiko dan tanpa efek, maka kita berhadapan dengan studi kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal. Suatu modifikasi kohort adalah melakukan penelusuran terhadap sekelompok kohort yang sudah mengalami efek, studi ini disebut studi kohort retrospektif.
Contoh: Hubungan antara kebiasaan mandi di kali dengan terjadinya infeksi saluran kemih pada anak.
Langkah-langkah pada studi kohort
a. Merumuskan pertanyaan penelitian
b. Menetapkan kohort
c. Memilih kelompok control
d. Mengidentifikasi variable penelitian
e. Mengamati timbulnya efek
f. Menganalisis hasil

Kelebihan dan kelemahan studi kohort:
a. Kelebihan
1) Studi kohort merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
2) Studi kohort yang baik dalam menerangkan hubungan antara factor-faktor resiko dengan efek secara temporal.
3) Studi kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progesif.
4) Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu factor resiko tertentu.
5) Karena pengamatan dilakukan secara kontinyu dan longitudinal, studi kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat.
b. Kelemahan
1) Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama
2) Sarana dan biaya biasanya mahal
3) Studi kohort sering kali rumit
4) Kurang efisien segi waktu maupun biaya untuk meneliti kasus yang jarang terjadi
5) Terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau factor resiko dapat mengganggu analisis hasil
6) Dapat menimbulkan masalah etika oleh karena peneliti membiarkan subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat merugikan subyek.

2. STUDI CROSS SECTIONAL
Dalam studi cross sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable pada suatu saat. Kata suatu saat disini bukan berarti semua subjek penelitian diamati tepat pada saat yang sama, tetapi artinya setiap subjek hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran variable subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Jadi pada studi cross sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut.
Hasil pengamatan studi cross sectional untuk mengidentifikasi factor resiko kemudian disusun dalam table 2 x 2. Untuk desain seperti ini biasanya yang dihitung adalah rasio prevalens, yakni perbandingan antara prevalens kejadian penyakit atau efek pada suatu subyek dari kelompok dengan resiko, dengan prevalens penyakit atau efek subyek pada kelompok tanpa resiko.
Studi cross sectional hanyalah merupakan salah satu jenis studi observasional untuk menentukan hubungan factor resiko dan penyakit. Studi ini mempelajari etiologi suatu penyakit terutama mempelajari factor penyakit yang mempunyai onset yang lama (slow onset) dan lama sakit (duration) yang panjang. Untuk penyakit yang mempunyai lama sakit yang pendek tidak tepat diteliti dengan studi cross sectional, karena hanya sedikit jumlah kasus yang diperoleh di dalam kurun waktu yang pendek.
Desain studi cross sectional dapat dipergunakan untuk penelitian deskriptif, namun juga dapat digunakan untuk penelitian analitik.
Contoh penelitian cross sectional deskriptif:
a. Penelitian tentang prosentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di suatu komunitas.
b. Penelitian prevalens asma pada anak sekolah di Jakarta.
c. Penelitian nilai normal laboratorium pada remaja.
Contoh penelitian cross sectional analitik:
a. Perbedaan proporsi pemberian ASI eksklusif berdasar tingkat pendidikan ibu.
b. Perbedaan kadar kolesterol siswa SMP daerah kota dengan desa.
c. Perbedaan prevalensi asma antara siswa lelaki dengan perempuan.
Langkah-langkah studi cross sectional:
a. Merumuskan pernyataan penelitian beserta hipotesis yang sesuai.
b. Mengidentifikasi variable bebas dan tergantung.
c. Menetapkan subyek penelitian.
d. Melaksanakan pengukuran.
e. Melakukan analisis.
Kelebihan dan kekurangan studi cross sectional:
a. Kelebihan
1) Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya yang mencari pengobatan, hingga generalisasinyacukup memadai.
2) Desain relative mudah, murah dan hasilnya cepat diperoleh.
3) Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus banyak variable.
4) Tidak terancam loss to follow up (droup out).
5) Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
6) Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif.
b. Kekurangan
1) Sulit menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data resiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).
2) Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang panjang daripada mereka yang mempunyai masa sakit yang pendek. Hal ini disebabkan karena individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal akan mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studi ini, sehingga akan terjadi salah interprtasi dari hasil temuan studi ini.

3. STUDI CASE CONTROL
Penetilian kasus-kontrol yang sering juga disebut case-comparison study, case-compeer study, case-referent studi atau retrospective study, merupakan penelitian epidemiologic analitik observasional yang mengkaji hubungan antara efek (dapat berupa penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan resiko tertentu. Desain penelitian kasus control dapat dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh resiko mempengaruhi terjadinya penyakit (cause-effect relationship).
Pada studi kasus-kontrol studi dimulai dengan mengidentifikasi kelompok dengan penyakit ataupun efek tertentu (kasus) dan kelompok tapa efek (control), kemudian secara retrospektif diteliti factor resiko yang mungkin dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan control tidak.
Contoh:
a. Hubungan antara kanker serviks dengan perilaku seksual
b. Hubungan antara tuberculosis anak dengan vaksinasi BCG
c. Hubungan antara status gizi bayi berusia 1 tahun dengan pemakaian KB suntik pada ibu
Langkah-langkah pada penelitian kasus control:
a. Menetapkan pernyataan penelitian dan hipotesis yang sesuai.
b. Mendeskripsikan variable penelitian: factor resiko, efek.
c. Menentuka populasi terjangkau dari sampel (kasus, control) dan cara untuk pemilihan subyek penelitian
d. Melakukan pengukuran variable efek dan factor resiko.
e. Menganalisis data
Kelebihan dan kelemahan penelitian kasus-kontrol
a. Kelebihan
1) Studi kasus-kontrol dapat atau kadang bahkan merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang.
2) Hasil dapat diperoleh dengan cepat
3) Biaya yang digunakan relative lebih sedikit
4) Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
5) Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai factor resiko sekaligus
b. Kekurangan
1) Data mengenai pajanan factor resiko diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau catatan medic. Daya ingat responden ini yang menyebabkan terjadinya recall bias, baik karena lupa, atau responden yang mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan terhadap factor resikodaripada responden yang tidak mengalami efek. Data sekunder dalam hal ini catatan medic rutin yang sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat.
2) Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar doperoleh.
3) Karena kasus dan control diperoleh oleh peneliti maka sukar untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok itu sebanding dalam factor eksternal dan sumber bias lainnya.
4) Tidak dapat memberikan incidence rates.
5) Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variable dependen, hanya berkaitan dengan suatu penyakit atau efek.

Read More..
| edit post

JENIS-JENIS PENELITIAN

Diposting oleh Ervin Oktaviana 0 komentar
| edit post

Kausalitas Bradfod Hill & Ukuran Epidemiologi

Diposting oleh Ervin Oktaviana Rabu, 20 Oktober 2010 0 komentar

I. Kriteria hubungan Kausalitas Menurut Austin Bradfod Hill
1. Kekuatan asosiasi-semakin kuat asosiasi, maka semakin sedikit hal tersebut dapat merefleksikan pengaruh dari faktor-faktor etiologis lainnya. Kriteria ini membutuhkan juga presisi statistik (pengaruh minimal dari kesempatan) dan kekakuan metodologis dari kajian-kajian yang ada terhadap bias (seleksi, informasi, dan kekacauan)
2. Konsistensi-replikasi dari temuan oleh investigator yang berbeda, saat yang berbeda, dalam tempat yang berbeda, dengan memakai metode berbeda dan kemampuan untuk menjelaskan dengan meyakinkan jika hasilnya berbeda.
3. Spesifisitas dari asosiasi-ada hubungan yang melekat antara spesifisitas dan kekuatan yang mana semakin akurat dalam mendefinisikan penyakit dan penularannya, semakin kuat hubungan yang diamati tersebut. Tetapi, fakta bahwa satu agen berkontribusi terhadap penyakit-penyakit beragam bukan merupakan bukti yang melawan peran dari setiap penyakit.
4. Temporalitas-kemampuan untuk mendirikan kausa dugaan bahkan pada saat efek sementara diperkirakan
5. Tahapan biologis-perubahan yang meningkat dalam konjungsi dengan perubahan kecocokan dalam penularan verifikasi terhadap hubungan dosis-respon konsisten dengan model konseptual yang dihipotesakan.
6. Masuk akal-kami lebih siap untuk menerima kasus dengan hubungan yang konsisten dengan pengetahuan dan keyakinan kami secara umum. Telah jelas bahwa kecenderungan ini memiliki lubang-lugang kosong, tetapi akal sehat selalu saja membimbing kita
7. Koherensi-bagaimana semua observasi dapat cocok dengan model yang dihipotesakan untuk membentuk gambaran yang koheren?
8. Eksperimen-demonstrasi yang berada dalam kondisi yang terkontrol merubah kausa bukaan untuk hasil yang merupakan nilai yang besar, beberapa orang mungkin, mengatakannya sangat diperlukan, untuk menyimpulkan kausalitas
9. Analogi-kami lebih siap lagi untuk menerima argumentasi-argumentasi yang menyerupai dengan yang kami dapatkan.

II. Ukuran frekuensi
a. Insiden Rate ( laju insidence)
Adalah ukuran yang menunjukkan kecepatan-kejadian (baru) penyakit pada populasi.
Proporsi antara jumlah orang yang menderita penyakit dan jumlah orang dalam resiko x lamanya ia dalam resiko.
gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu ttt di suatu kelompok masyarakat.
Rumus IR :
Jumlah kasus baru penyakit X 100%
Jumlah orang dalam risiko x lamanya masing-masing dalam resiko
Contoh :
Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2007 sebanyak 100.000 orang semua rentan terhadap penyakit DHF ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut : bulan januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang
IR = ( 50+ 100+150+10 +90) /100.000 X 100 % = 0,4 %
b. Insiden Risk (Cummulative risk)
Adalah parameter yang menunjukkan taksiran probabilitas (risiko,risk) seseorang untuk terkena penyakit 9atau untuk hidup) dalam suatu jangka waktu.
Proporsi orang yang terkena penyakit diantarasemua orang yang beresiko terkena penyakit tersebut, sehingga CI selalu bernilai antara 0 dan 1.
Rumus CI =
Jumlah orang yang terkena penyakit dalam suatu jangka waktu
Jumlah semua orang dalam resiko untuk terkena penyakit dalam jangka waktu itu.
Contoh:
Attack risk keracunan setelah makan olahan ikan pindang.
c. Prevalence Rate ( point prevalence )
Adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit di masyarakat di suatu tempat/wilayah, negara, pada waktu tertentu.
Rumus prevalence rate :
Jumlah orang yg menderita suatu penyakit (kasus baru&lama pada suatu periode tertentu) X 1000
Populasi at risk/ penduduk yang mempunyai faktor resiko tertular penyakit sama
Contoh :
Satu sekolah dengan murid 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak
Prevalence rate = 10/100 x 1000 ‰= 100 ‰
d. Prevalence Risk ( periode prevalence)
Adalah Pada suatu daerah penduduk pada 1 juli 2005 100.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit A sbb: Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru. Maret 75 kasus lama dan 75 kasus baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru; Sept 50 kasus lama dan 50 kasus baru dan Des. 200 kasus lama dan 200 kasus baru.
Period Prevalens rate :
(50+100) +(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) /100.000 X 100 % = 0,9 %

Daftar pustaka :
1. http://revias-clinics.blogspot.com/2010/05/epidemiologi.html
2. http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/pengantar-epidemiologi.html
3. Dr. Bhisma Murti.1995.PRINSIP DAN METODE RISET EPIDEMIOLOGI. Surakarta: Gadjah Mada University Press

Read More..
| edit post

Jangan minum air es setelah berolahraga !

Diposting oleh Ervin Oktaviana 0 komentar

    
   Setelah capek berolahraga atau bekerja keras di tengah terik panasnya matahari, biasanya atau enaknya kita segera minum air dingin atau minuman yang diberi es batu ke dalamnya atau yang telah disimpan dalam kulkas.
 
    Saat minum terasa sangatlah menyegarkan, namun melepaskan dahaga setelah berolahraga dengan cara seperti ini adalah tidak tepat karena hal itu justru akanmengganggu metabolisme dalam tubuh.Suhu minuman sebaiknya berkisar antara 5-10 derajat Celciusatau sama dengan suhu air minum normal biasa.

Mengapa?
 
    Pada suhu tersebut cairan mudah diserap oleh tubuh sehingga keringat bisa cepat digantikan, selain itu jumlah air minum atau minuman yang dikonsumsi juga harus dalam jumlah yang cukup yakni tergantung pada intensitas latihan, waktu latihan, cuaca dan kelembaban atau cara yang termudah adalah minumlah sebelum, selama, dan setelah berolahraga secukupnya sampai kira-kira suhu tubuh agak normal.
    Misalnya saat bermain tenis, minumlah pada waktu pergantian set, bila sedang bersenam aerobik usahakan ada jeda sebentar untuk minum, demikian pula bila sedang berolahraga yang lain misalnya bersepeda.
     Bukankah biasanya ada tempat khusus untuk menempatkan botol minuman di sepeda?
Bila berolahraga antara 1-2 jam, minumlah hanya air putih. Namun bila waktu kita berolahraga berlangsung lebih dari 2 jam, dianjurkan untuk minum sport drink yang didalamnya mengandung gula dan mineral, seperti kalsium, natrium, magnesium, klorida, dan lain-lain.

    Apalagi kalau kita berolahraga di udara panas dan lembab serta berlangsung lama (endurance sport) seperti balap sepeda jarak jauh, lari maraton, triatlon, dan lain-lain, minuman sport drink sangatlah tepat, agar mineral dan gula selalu cukup dalam tubuh sehingga kita tidak cepat lelah.
Namun ada beberapa jenis minuman yang tidak dianjurkan dikonsumsi setelah berolahraga yakni minuman beralkohol atau yang mengandung kafein karena keduanya akan menyebabkan diuresis yaitu akan merangsang pengeluaran urine.

    Pada saat tidak berolahraga, kebutuhan tubuh akan air minum berkisar antara 3 – 4 liter, untuk itu minumlah secukupnya sebelum anda merasa haus serta minumlah air yang bersuhu normal yakni tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin apalagi kalau kita sedang atau setelah berolahraga.

Read More..

  
  Para dokter di National Taiwan Hospital mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT), tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm.
Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati. Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti semua OK.

   Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter specialis, benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.

   Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

     Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis.

   Pasien sangat terperanjat, "Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?"

    Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan " normal ". Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita ( Taiwan karena penulis berdomisili disana, tetapi juga termasuk masyarakat Indonesia salah memahami).

    Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.

     Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui didalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT didalam darah meningkat.

    Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati , meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi didalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.

      Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati.

    Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.

Penyebab utama kerusakan hati adalah :

1.. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.

2. Tidak buang air besar pada pagi hari.

3. Pola makan yang terlalu berlebihan (Daging panggang, sate, dan gorengan / minyak   goreng  yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng untuk menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil....) Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan..

4. Tidak makan pagi.

5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan Narkoba.

6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan (penyedap rasa), zat pewarna, pemanis buatan.

7. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang.

8. Merokok atau menjadi perokok pasif.

   Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari – hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan "jadwalnya ".

Sebab :

- Malam hari pk 21.00 – 23.00 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun(de-toxin) dibagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik (lebih baik lagi bila sudah tidur) . Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.

- Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00 : saat proses de-toxin dibagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.

- Dini hari 01.00 - 03.00 : proses de-toxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.

- Dini hari 03.00 – 05.00 : de-toxin dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selam durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.. Bagi perokok pembersihan berlangsung dengan tidak sempurna.

- Pagi pk 05.00 – 07.00 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.

- Pagi pk 07.00 – 09.00 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 06.30. Makan pagi sebelum pk 07.30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9-10 daripada tidak makan sama sekali.

   Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.

Read More..

Tidur Siang Tingkatkan Daya Belajar Otak

Diposting oleh Ervin Oktaviana 0 komentar

   
   Dari sebuah penelitian yang di pimpin Dr.Mathew Walker di konferensi AAAS di San Diego, AS, terungkap bahwa tidur siang mampu meningkatkan kemampuan otak untuk menyerap informasi baru.Hal ini di buktikan melalui penelitian yang di lakukan di Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat. Para ilmuwwan melibatkan 39 oarang dewasa sehat, yang di haruskan tidur selama 90 menit pada siang hari.

    Dalam percobaannya, sebelum tidur siang,39 sukarelawan di beri tugas menulis di pagi hari. Hasilnya menunjukkan, orang yang melakukan tidur siang memiliki hasil test kognitif yang lebih baik, dari mereka yang tetap terjaga atau tidak tidur siang.

    Ketika test di ulang, orang yang tidur siang masih mengungguli orang yang tidak tidur siang. Melalui pemeriksaan pada aktifitas listrik otak, di temukan bahwa proses ini mungkin terjadi pada fase tidur, antara tidur lelap dan tidur bermimpi yang di sebut tahap2 nonrapid eye movement sleep.Dalam fase tersebut, memori berbasis kenyataan berpindah dari " penyimpanan memori sementara" yang berada di daaerah hippocamus otak,  ke daerah lain yang di sebut pra-frontal korteks.

    Beberapa kajian ilmu tidur dalam beberapa tahun terakhir ini gagal menunjukkan bukti meyakinkan, dalam menilai efek " tidur siang".Tapi dengan penelitian terbaru ini,terbukti otak mungkin perlu tidur untuk memroses kenangan jangka pendek, menciptakan "ruang" untuk fakta-fakta baru yang harus di pelajari.

    "Informasi yang diterima otak ini seperti email.Saat hippocamus penuh dengan email, tidur akan memindahkannya dan tidak menerima email lain.Email tersebut akan di alihkan atau di pindahkan ke folder lain, agar bisa di ingat kembali melalui sistem memori" kata Dr.Mathew

Read More..

Tips Mengenali Makanan Kelebihan Pengawet

Diposting oleh Ervin Oktaviana 0 komentar

.
Makanan Instan Membunuh secara Diam-diam

 
Makanan instan yang beredar di pasaran belum tentu aman bagi kesehatan. Ketika memutuskan untuk mengonsumsi makanan instan, disarankan untuk teliti, amankah makanan tersebut dikonsumsi. Berikut tips dari Pakar pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ir Eddy Setyo Mudjajanto.

1. Untuk mengenali makanan yang mengandung bahan pengawet, jenis formalin dan borax, bisa dilakukan dengan cara melihat tekstur dari makanan yang sudah tercampur bahan pengawet tersebut. Semisal pada pempek atau bakso. Tekstur makanan tersebut sangat kenyal.

2. Cara mengenali kandungan bahan pengawet yang berlebihan, bisa dites pada hewan seperti kucing. Konsumen bisa mencoba pada makanan yang dicurigai mengandung bahan pengawet yang banyak. Sebelum binatang menyantap makanan, biasanya mengendusnya terlebih dahulu. Jika makanan yang dicurigai terpapar bahan pengawet, binatang tersebut tidak mau memakan karena sudah tahu bahwa makanan tersebut tercampur sesuatu yang berbahaya. Hewan lebih peka ketimbang manusia.


3. Mengenali makanan yang sudah tercampur bahan pengawet juga bisa dari rasa. Biasanya makanan yang mengandung pengawet, saat dimakan akan terasa pahit pada rasa akhirnya.


4. Makanan yang sudah tercemar akan memiliki tingkat keawetan lebih dari normal, misal pada pempek yang umumnya tahan satu hari, sedangkan pada pempek yang sudah tercampur bahan pengawet akan lebih lama awetnya, yaitu bisa sampai 5 hari.


5. Rasa kenyal yang berlebih, keawetan yang terlampau lebih lama dari yang normal, juga warna yang terlalu terang bukan merupakan keistimewaan dari suatu makanan. Justru semua makanan tersebut adalah makanan yang harus dicurigai karena adanya penggunaan bahan pengawet yang berlebihan pada makanan yang secara jangka panjang bisa menimbulkan kanker ini.


Dunia internasional mengenalkan bahan pengawet, yaitu tergolong dalam food additive (yaitu bahan tambahan pangan/BTP). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengartikannya sebagai bahanbahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit. Gunanya untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, atau memperpanjang masa simpannya. Banyak masyarakat yang menggunakan bahan pengawet dengan alasan karena tanpa bahan pengawet, bahan pangan memang cepat rusak, yaitu mudah busuk seperti daging-dagingan, telur, susu termasuk sayur-sayuran, dan buah-buahan. 


 

Read More..

Bahaya, Tidur Dengan Lampu Menyala

Diposting oleh Ervin Oktaviana Selasa, 19 Oktober 2010 0 komentar

Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia. Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.
[sleep.jpg]
Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.

Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.

Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.

Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.

Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan.


Sumber :

Read More..

About Me

Foto saya
Semarang, Semarang, Indonesia
Mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Powered By Blogger

Yahoo

ShoutBox


ShoutMix chat widget